Monday, February 15, 2010

Pestisida Sebabkan Gangguan Tiroid - detikHealth

Pestisida Sebabkan Gangguan Tiroid
Vera Farah Bararah - detikHealth 15/02/2010

Omaha - Bahan-bahan kimia kembali menjadi penyebab gangguan kesehatan. Perempuan yang sering terkena paparan pestisida rawan terkena gangguan tiroid, yakni hormon yang mengatur keseimbangan dengan hormon lainnya.

Hormon tiroid banyak terdapat di leher. Gangguan ini kadang tidak berasa tapi ada juga yang mengalami tanda nyeri leher atau benjolan bengkak.

Gangguan tiroid menyebabkan kesulitan menelan, kelelahan, demam dan serak. Jika gejalanya terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme) dapat membuat diare, gugup, berkeringat, tremor, berat badan menurun. Sebaliknya, jika gejala terlalu sedikit hormon tiroid (hipotiroidisme) akan membuat tidak tahan dingin, sembelit, kelelahan.

Dr Whitney S. Goldner dan rekannya dari University of Nebraska Medical Center di Omaha melaporkan bahwa masalah kelenjar tiroid lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Peneliti menemukan banyaknya bukti mengenai hubungan antara pestisida dan gangguan tiroid. Selengkapnya ada di http://health.detik.com/read/2010/02/15/111009/1299588/763/pestisida-sebabkan-gangguan-tiroid Atau artikel aslinya di http://www.reuters.com/article/idUSTRE61B54U20100212

HHmmmm.... Kalo dengar kata 'pestisida' aku teringat 'pembasmi hama tanaman'. Seingatku, aku sangat jarang terpapar pembasmi hama tanaman. Kecuali, jika yang dimaksud dengan 'pestisida' yang diteliti pada penelitian di Uni Nebraska itu juga meliputi 'pembasmi nyamuk'. Keluarga kami memang tidak bisa hidup tanpa Baygon, Hit, Morten dan teman2nya itu. Tidak jelas di dalam artikel ini apakah pembasmi nyamuk, kecoa dan tikus yang dipakai di perumahan juga termasuk agen yang mempengaruhi fungsi dan kerja hormon tiroid. Mari kita cari tahu...

Tuesday, February 02, 2010

Tes T3 T4 TSH Tg

Belum terlalu terlambat dong ya untuk ngucapin Met Tahun Baru! Moga tetap sehat dan happy.

Yak, seperti biasa awal tahun pertanda saya harus melakukan tes darah untuk mengetahui kadar T3, T4, TSH dan Thyroglobulin. Sesudah puasa Thyrax selama sebulan penuh, beberapa hari lalu saya ke lab dan hasilnya rampung hari ini.

Pasti ada yg bertanya, kenapa harus puasa Thyrax (or any other brand of your thyroid hormone supplement) selama sebulan sih? Menurut dokter di departemen kedokteran nuklir RSPP, untuk pasien dengan kondisi seperti saya--post surgery and ablation--hasil tes kadar hormon akan lebih akurat bila saya tidak minum Thyrax setidaknya selama 2 minggu penuh. Lebih baik lagi jika sampai 3-4 minggu. Walaupun, dokter bedah yang menangangi saya mengatakan 2 minggu cukup lah.

OK, bagaimana hasil tesnya? T3 0.39 (nilai normal 0.58-1.59) T4 3.18 (5.10-14.10) TSH 148.70 (0.27-4.20) Thyroglobulin 0.49 (1.40-78.00)

Nilai normal yg digunakan di RS tempat saya melakukan tes kali ini (Eka Hospital) berbeda dengan nilai normal yang digunakan di RS tempat saya biasanya melakukan tes semacam ini.

Tetapi, perbedaan nilai normal yang digunakan tidak berpengaruh thd hasil tes saya.

Kok sok tahu amat ya? Gak juga sih. Saya berkesimpulan demikian karena melihat tren tinggi rendah dari masih2 jenis yang diperiksa tahun lalu dan tahun ini sama. Dan, karena sudah lima tahun menjalankan tes tersebut, dan mendengarkan 'bacaan' hasil oleh dokterku, ya lama2 bisa lah ambil kesimpulan sendiri.

Nah, apakah lantas tidak perlu lagi berkunjung ke dokter? errr... Ini yang saya masih belum pastikan. Saya pikir, dengan hasil yang sama dengan tahun lalu, dokter paling akan bilang "Ok, good. Gak usah khawatir. Kembali minum pilnya sesuai dosis kemarin ya. Sampai jumpa enam bulan lagi." :D

Kalau komentarnya sami mawon dengan enam bulan lalu, lah ya mending tak usah ke dokter. Toh Thyrax bisa dibeli tanpa resep. Paling rugi karena tes hormon kemarin itu gak dicover asuransi karena tidak ada pengantar dan diagnosa lanjut dari dokter. (lumayan mahal hiks hiks 900an ribu, tes Tg yg bikin mahal)

Hal lain, saya sebetulnya ingin mencari dokter lain. Bukan karena dokterku di RSPP sekarang kurang bagus. He's a damn good surgeon, and I owed my life to him! Hanya saja lokasi rumah sekarang jadi jauh dari RS favoritku itu. Dan, aku khawatir bentar lagi pak dokter pensiun.

Sedangkang sekarang aku punya RS favorit baru yang letaknya cuma less than 10 minutes from home, dan ada dokter endokrin (yg semoga belum dekat masa pensiun). It's a matter of convenience aja.

Sayangnya di Eka gak ada departemen kedokteran nuklir. Jadi, kalau suatu waktu dokter di sini minta aku scan thyroid, yah mau tak mau balik ke RSPP. Karena cuma RSPP yang punya departemen kedokteran nuklir, ya setidaknya di kawasan Jaksel dan seputarnya lah.

FYI (selagi ingat), Paviliun Kartika RSPAD baru saja membuka klinik tiroid. Atau sudah dari dulu ya? Ya pokoke aku baru lihat brosurnya bulan lalu. Klinik ini melayani ablasi juga. Jadi sekarang lebih banyak pilihan.

Kembali ke pertanyaan semula. Perlu gak aku konsul ke dokter langganan kalau sudah tahu hasil tes? Agak malas sih. Mungkin nanti menjelang akhir tahun saja aku main ke RSPP, sekalian minta whole body, or just neck, scan. Kan Oktober nanti pas lima tahun setelah diagnosa.

Wahh... Berarti Oktober nanti habis dong masa grace period-ku. Dokterku bilang, lima tahun pertama yang dilewati pasien kanker (semua atawa tiroid ajah ya?) setelah mendapat diagnosa dan diberikan treatments (surgery & ablation) disebut grace period. Jika sel kanker tidak menunjukkan gejala aktif selama lima tahun ini, maka biasanya (yang ini berlaku untuk pasien kanker tiroid yang sudah di operasi dan ablasi macam saya) kecil kemungkinan sel kanker akan tumbuh atau berkembang lagi.

Ok, now I have something to look forward to in October.