Tuesday, February 02, 2010

Tes T3 T4 TSH Tg

Belum terlalu terlambat dong ya untuk ngucapin Met Tahun Baru! Moga tetap sehat dan happy.

Yak, seperti biasa awal tahun pertanda saya harus melakukan tes darah untuk mengetahui kadar T3, T4, TSH dan Thyroglobulin. Sesudah puasa Thyrax selama sebulan penuh, beberapa hari lalu saya ke lab dan hasilnya rampung hari ini.

Pasti ada yg bertanya, kenapa harus puasa Thyrax (or any other brand of your thyroid hormone supplement) selama sebulan sih? Menurut dokter di departemen kedokteran nuklir RSPP, untuk pasien dengan kondisi seperti saya--post surgery and ablation--hasil tes kadar hormon akan lebih akurat bila saya tidak minum Thyrax setidaknya selama 2 minggu penuh. Lebih baik lagi jika sampai 3-4 minggu. Walaupun, dokter bedah yang menangangi saya mengatakan 2 minggu cukup lah.

OK, bagaimana hasil tesnya? T3 0.39 (nilai normal 0.58-1.59) T4 3.18 (5.10-14.10) TSH 148.70 (0.27-4.20) Thyroglobulin 0.49 (1.40-78.00)

Nilai normal yg digunakan di RS tempat saya melakukan tes kali ini (Eka Hospital) berbeda dengan nilai normal yang digunakan di RS tempat saya biasanya melakukan tes semacam ini.

Tetapi, perbedaan nilai normal yang digunakan tidak berpengaruh thd hasil tes saya.

Kok sok tahu amat ya? Gak juga sih. Saya berkesimpulan demikian karena melihat tren tinggi rendah dari masih2 jenis yang diperiksa tahun lalu dan tahun ini sama. Dan, karena sudah lima tahun menjalankan tes tersebut, dan mendengarkan 'bacaan' hasil oleh dokterku, ya lama2 bisa lah ambil kesimpulan sendiri.

Nah, apakah lantas tidak perlu lagi berkunjung ke dokter? errr... Ini yang saya masih belum pastikan. Saya pikir, dengan hasil yang sama dengan tahun lalu, dokter paling akan bilang "Ok, good. Gak usah khawatir. Kembali minum pilnya sesuai dosis kemarin ya. Sampai jumpa enam bulan lagi." :D

Kalau komentarnya sami mawon dengan enam bulan lalu, lah ya mending tak usah ke dokter. Toh Thyrax bisa dibeli tanpa resep. Paling rugi karena tes hormon kemarin itu gak dicover asuransi karena tidak ada pengantar dan diagnosa lanjut dari dokter. (lumayan mahal hiks hiks 900an ribu, tes Tg yg bikin mahal)

Hal lain, saya sebetulnya ingin mencari dokter lain. Bukan karena dokterku di RSPP sekarang kurang bagus. He's a damn good surgeon, and I owed my life to him! Hanya saja lokasi rumah sekarang jadi jauh dari RS favoritku itu. Dan, aku khawatir bentar lagi pak dokter pensiun.

Sedangkang sekarang aku punya RS favorit baru yang letaknya cuma less than 10 minutes from home, dan ada dokter endokrin (yg semoga belum dekat masa pensiun). It's a matter of convenience aja.

Sayangnya di Eka gak ada departemen kedokteran nuklir. Jadi, kalau suatu waktu dokter di sini minta aku scan thyroid, yah mau tak mau balik ke RSPP. Karena cuma RSPP yang punya departemen kedokteran nuklir, ya setidaknya di kawasan Jaksel dan seputarnya lah.

FYI (selagi ingat), Paviliun Kartika RSPAD baru saja membuka klinik tiroid. Atau sudah dari dulu ya? Ya pokoke aku baru lihat brosurnya bulan lalu. Klinik ini melayani ablasi juga. Jadi sekarang lebih banyak pilihan.

Kembali ke pertanyaan semula. Perlu gak aku konsul ke dokter langganan kalau sudah tahu hasil tes? Agak malas sih. Mungkin nanti menjelang akhir tahun saja aku main ke RSPP, sekalian minta whole body, or just neck, scan. Kan Oktober nanti pas lima tahun setelah diagnosa.

Wahh... Berarti Oktober nanti habis dong masa grace period-ku. Dokterku bilang, lima tahun pertama yang dilewati pasien kanker (semua atawa tiroid ajah ya?) setelah mendapat diagnosa dan diberikan treatments (surgery & ablation) disebut grace period. Jika sel kanker tidak menunjukkan gejala aktif selama lima tahun ini, maka biasanya (yang ini berlaku untuk pasien kanker tiroid yang sudah di operasi dan ablasi macam saya) kecil kemungkinan sel kanker akan tumbuh atau berkembang lagi.

Ok, now I have something to look forward to in October.







6 comments:

ryanprima said...

Hi,senang me baca blog anda.
Ayah saya insya Allah tanggal 19 DES Akan menjalani rai.yg ingin saya tanyakan adalah:
1.Jangka waktu yg aman setelah isolasi sampai bro minggu.
2.selain puasa tyrax apa saja yg perlu dipersiapkan slm rai treatment.
3.jangka waktu check tsh itu berapa lama ya?

Terima kasih

cst said...

Pak Ryanprima, terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan coba jawab.

Selain puasa tyhrax, dokter akan meminta pasien untuk menjalani tes darah dan mungkin tes lain sesuai kondisi dan catatan medis. Bila tidak ada masalah kesehatan lainnya, baiknya ayah Anda menjaga kondisi tubuh (dan juga hati serta pikiran tentunya) supaya fit saat menjalani terapi RAI 131. Kondisi tubuh yang fit sedikit banyak diharapkan akan membantu mengurangi kemungkinan, atau setidaknya meringankan, efek tidak mengenakkan saat radiasi seperti mual dan pening.

Efek tidak mengenakkan saat radiasi yang dialami pasien berbeda-beda, bahkan ada yg nyaris tidak mengalami apapun saat terapi. Saya sendiri baru mengalami efek leher membengkak dan kaku serta sulit makan dan minum justru saat keluar RS hingga hampir 2 minggu sesudahnya.

Setelah keluar dari RS, dokter biasanya diminta pasien menjauhi orang dewasa minimal selama 1 minggu dan anak2, ibu menyusui dan wanita hamil selama 2 minggu.

Selama minggu pertama kembali ke rumah, pakaian dan alat makan yang digunakan pasien harus dicuci secara terpisah. Bila memungkinkan, pasien menggunakan kamar mandi tersendiri karena air bekas mandi pasien kemungkinan besar masih mengandung radioaktif. Bila itu tidak memungkinkan, pastikan pasien menyiram lantai dan kloset dengan seksama setelah selesai mandi atau buang air kecil/besar.

Mengenai jangka waktu tes TSH, untuk aturan tepatnya saya tidak tau, dan kadang dokter2 juga punya preferensi yang berbeda. Dokter saya ketika itu memerintahkan tes TSH lebih sering (per 3 bulan) bersamaan dengan tes tiroud darah lainnya selama 1 – 1,5 tahun pertama setelah operasi dan RAI. Lantas selama 2-3 tahun kemudian TSH dan Tg biasanya dilakukan setahun sekali. Bila angka TSH tidak menunjukkan perkembangan berarti selama kurun waktu tersebut, setelah itu dokter biasanya tidak akan menyertakan TSH atau Tg dalam tes tahunan.

Semoga terapi ayah Anda berjalan lancar dan beliau lekas sehat dan pulih kembali.

Salam,
chris

ryanprima said...

Amin...ok thanks bu untuk info yg bermanfaat.
Saat ini beliau agar sulit makan sy khawatir dgn sedikitnya asupan nutrisi membuat tubuh tdk fit. Kira Kira menu apa yg cocok selama masa diet tsb?mngkn bs dishare pengalamannya.

cst said...

Saya tidak punya pengalaman yang bisa dibagi tentang menu makanan bagi pasien pre-RAI karena dulu dokter saya tidak kasih wejangan khusus ttg hal tsb (mungkin krn kondisi sy cukup baik atau sulit disuruh ubah pola makan scr drastis krn sdg menyusui).

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter endokrin/bedah yang menangani ayah. Atau, coba tanyakan pada dokter bagian kedokteran nuklir yang akan menangani RAI krn biasanya mereka ini yang justru punya lebih banyak saran bagi pasien yg menjalani RAI.

Sebagai bandingan, mungkin bisa tengok artikel tentang RAI [ http://www.thyca.org/rai.htm ] dari Thyroid Cancer Survivors Association. Artikel ini menjelaskan dengat teramat detil pola diet menjelang RAI; mungkin ada beberapa hal dari situ yg bisa dan cocok diterapkan pada diet ayah Anda.

Salam hormat untuk ayah, semoga segala sesuatu dilancarkan. Bila tak keberatan, mungkin pak Ryanprima bisa berbagi pengalaman tentang RAI yg dijalani ayah nanti, siapa tau bisa jadi masukan utk teman2 yg lain.

Unknown said...

Mama saya waktu bulan 4 masuk rumah sakit dan dapat tranfusi darah 4 kantong... Tekanan darah selalu turun... Kondisi badan mama saya mulai turun dan 50kg lebih jadi 40kg lebih... Bulan ini mama ketemu dokter dan dokter itu melihat mama saya dan disarankan untuk periksa Th3 dan Th4 dan periksa darah lengkap...
Kira2 mama itu kenak penyakit apa yach ???
Makasih

Blackeyedgirl said...

Sekarang masih minum tyrax gan..?