Friday, November 25, 2005

Panduan utk kontak dgn pasien paska RAI 131

Di bawah adalah web address yang berisi panduan bagi pasien yang akan menerima obat dengan bahan radioaktif yang dikeluarkan oleh Divisi Kedokteran Nuklir Rumah Sakit Universitas North Carolina. Not sure if patients in our country are also given such an instruction sheet prior to/after taking the medicine. Tapi rasanya points yg ada di sheet berikut bisa kita jadikan acuan untuk melakukan kontak dengan non-pasien, atau dengan pasien bila anda adalah bukan penerima RAI 131.
Semoga bermanfaat.

"Additional Instruction for Continuing Care Following Treatment with Radioactive Drugs," University of North Carolina Hospital, Division of Nuclear Medicine.
http://ehs.unc.edu/radiation/manual/hospitals/Patient%20instructions.pdf.

Birthday wish for dearest husband

I won’t be around for my beloved husband’s birthday on Sunday 27.

So I’m going to say it now, “Happy Birthday, my dearest one. I hope God allows us to grow old happily and healthily together. God bless you.”

See u again, not so soon, my dears

Well, well, setelah di undur dua kali, gue besok bakal nginep lagi di rumah sakit selama 4-5 hari kedepan, kali ini untuk ablasi dengan RAI 131.

Gue udah pasrah deh. Habis mo gimana lagi? Biopsi udah, operasi juga udah gue jalanin.

Mom must go away, again, my lovely baby. But, daddy will be available (when he’s not in the office), and the rest of the family will do their best to cheer you up during my leave.

Sedih banget musti ninggalin anak, apalagi udah hampir seminggu ini dia lagi kurang sehat, pilek berat, batuk dan sedikit demam. Berhubung sekarang lagi masanya flu burung, DSA ku bilang kalau ada gejala sesak napas harus segera bawa ke rumah sakit. Hopefully, anakku cuma ketularan pilek dari aku dan bapaknya.

Kali ini gue bakal tinggal di ruang isolasi, gak boleh ditungguin seperti halnya ketika operasi bulan lalu. Pengunjung cuma bisa dadah-dadah dari balik kaca aja.

It’ll be lonely, heart wrenching, irritating and boring days ahead. Worse still, I must keep avoiding close physical contact with my family for another week upon my arrival from the hospital to avoid any risks of radioactive contamination.

Thursday, November 24, 2005

About Radiocative Iodine 131 (Very LONG Article)

For complete article in English see “Sodium Iodide I 131 (Therapeutic)” on Medline Plus website
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/uspdi/202721.html

Artikel di atas membahas hanya pemakaian Radioactive Iodine 131 dalam pengobatan hyperthyroid dan kanker tiroid. Kebanyakan info di bawah, sayangnya, tidak diceritakan dokter kepada saya, padahal saya sudah cukup cerewet bertanya ini itu sejak awal. Well, dokter gak salah diagnosa or salah dosis aja udah sukur kok… (pasrah bener….)

Anyway, ringkasannya sebagai berikut:

Apa sih radioaktif iodine-131?
Radioactive Iodine-131 -- alias RAI 131, sodium iodide 131 or iodine-131 -- adalah bahan radioaktif yang biasa dipakai dalam ilmu kedokteran nuklir untuk diagnosa fungsi organ tubuh atau pengobatan jenis penyakit tertentu, seperti hyperthyroid dan varian tertentu dari kanker tiroid. Tindakan medis dengan RAI 131 untuk pengobatan kanker biasanya disebut dengan ablasi.

Di dalam tubuh, RAI 131 kebanyakan di ‘serap’ oleh kelenjar tiroid. Itulah makanya RAI 131 sangat popular dalam pengobatan hyperthyroid dan kanker tiroid.

Pada pengobatan hyperthyroid, efek radiasi yang ditimbulkan RAI 131 bermanfaat mengembalikan fungsi produksi hormon tiroid ke tingkat normal. Sedangkan pada kanker tiroid, RAI 131 bertugas melacak dan menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang masih tersisa di kelenjar tiroid atau yang telah menyebar ke jaringan tubuh lain.

Biasanya kanker tiroid yang tidak ditangani secara tuntas dapat timbul kembali, bahkan menyerang organ tubuh lainnya. Kalo gak salah organ yang diserang tergantung dari varian kanker tiroidnya. Untuk varian papillary, misalnya, kanker akan menyebar ke tulang atau paru-paru.

RAI 131 diproduksi oleh BATAN dan tersedia dalam bentuk kapsul atau cairan bening tak berbau dan tak berasa.

Dosis yang diberikan tergantung jenis penyakit, ‘ukuran’ jaringan yang akan diobati, jenis tindakan medis yang dipilih, usia dan kondisi pasien.

Untuk keperluan test tiroid, misalnya, dosis yang diberikan berkisar 4 -10 millicuries. Pengobatan kanker tiroid membutuhkan dosis lebih tinggi antara 30-200 millicuries.

Siapa yang dapat diobati dengan RAI 131?
RAI 131 tidak diberikan pada wanita hamil untuk menghindari resiko radiasi pada janin dan kemungkinan bayi menderita hypothyroid ketika lahir.

Makanya, sangat penting bagi teman-teman perempuan untuk mengingat dengan pasti tanggal terakhir haid anda, karena ini pasti ditanyakan dokter. Pada test tiroid pertama kali, saya tidak bisa memberikan jawaban yang meyakinkan, akibatnya dokter menyuruh saya menjalani test kehamilan.

Pasien perempuan yang sedang menyusui dapat diberikan RAI 131 atau menjalani ablasi. Tetapi, mereka diharuskan berhenti menyusui selama terapi dan sepanjang dua minggu setelahnya. Hal ini penting untuk menghindari resiko radiasi pada anak.

RAI 131 juga diberikan pada pasien anak dan para lanjut usia. Kegunaan dan efek yang ditemukan pada pasien golongan ini biasanya tidak berbeda dengan pasien lain. Hanya saja, pasien anak mungkin lebih sulit untuk mengatasi kemungkinan timbulnya rasa mual selama terapi.

Efek (menyebalkan) RAI 131
RAI 131 bermanfaat mengikis sel kanker tiroid dan pada pasien hyperactive thyroid membantu menstabilkan kinerja produksi hormon dari kelenjar tiroid.

Tapi, bak pedang bermata dua, RAI 131 juga punya efek negatif.

Efek negatif yang paling serius akan dihadapi oleh pasien kanker tiroid.

RAI membersihkan sel kanker dengan cara menghancurkan (ablate) seluruh kelenjar tiroid supaya si kanker gak punya tempat dugem lagi.

Tubuh kita punya dua kelenjar tiroid yang berfungsi memproduksi hormon yang memacu metabolisme tubuh, termasuk kemauan dan kemampuan bergerak dan berpikir.

Kalau kedua produser hormon ini dibabat, lah gak ada organ tubuh lain yang bisa menggantikan fungsi mereka. Tapi, kalo mereka gak dibabat, si kanker bakal terus berdugem ria disana. Sedangkan, semakin lama kanker indekost di tubuh kita, semakin sempit lah waktu kita untuk bisa menghirup udara dunia.

Tapi, jangan ciut hati dulu. Ada solusinya kok. Setelah selesai proses ablasi,
fungsi produksi hormon oleh kelenjar tiroid kemudian digantikan oleh asupan hormon buatan.

Pasien post ablasi harus meminum obat berisi hormon setiap hari seumur hidupnya. Kalau gak diminum, ya resikonya anda akan mengalami symptoms underactive thyroid, misalnya berat badan naik, malas, siklus haid tidak teratur, sakit kepala, rasa sakit pada otot, kedinginan, dst.

Efek yang less horrifying ditemukan pada pemberian RAI 131 dalam dosis kecil.

Pada pemakaian RAI 131 pada test tiroid, misalnya, jarang ditemukan keluhan dari pasien. Gue dikasih 5 millicuries waktu test tiroid (neck and whole-body scans) and gak ada keluhan kecuali perasaan rasa hangat yang menjalar di tubuh beberapa jam setelah minum cairan RAI 131.

Pada pemberian dosis besar untuk pengobatan hyperactive thyroid dan kanker tiroid, efek menyebalkan yang ditemukan bervariasi tergantung jenis penyakit yang diderita.

Secara umum, efek samping yang dikeluhkan pasien, tetapi biasanya berkurang dan hilang sejalan dengan berakhirnya proses terapi, antara lain: bengkak (swelling) pada bagian leher, gangguan ringan pada tenggorokan (sore throat), hilangnya nafsu makan, pusing atau ingin muntah.

Ada juga pasien post RAI 131 yang mengeluhkan hal berikut: keringat berlebihan, sulit kencing, memar atau pendarahan pada leher, demam, sakit pungung, darah pada urine atau tinja, serak, dst.

Anda mungkin saja merasakan satu atau beberapa dari keluhan di atas, atau justru tidak sama sekali.

Yang Boleh & Gak Boleh
RAI 131 dikeluarkan tubuh melalui keringat, air liur, urine dan juga ASI.

Karena itu, untuk mengurangi dan menghindari resiko kontaminasi radioaktif pada keluarga dan lingkungan, pasien yang mendapat RAI 131 tidak dianjurkan untuk: menyusui, perpelukan, berciuman, melakukan hubungan sex, berada dekat ibu hamil atau anak kecil selama rentang waktu 4-6 hari setelah mendapat RAI 131.

Pasien juga dianjurkan untuk sementara waktu tidur terpisah dari anggota keluarga lain serta memakai dan mencuci alat makan, sikat gigi, handuk atau pakaian secara terpisah.

Bila terpaksa harus berkendaraan bersama dalam jarak jauh pada hari-hari awal setelah menerima RAI 131, pasien dianjurkan duduk sejauh mungkin dari penumpang lainnya.

Itulah sebabnya para pasien penerima RAI 131 dalam dosis besar, misalnya untuk tindakan ablasi, biasanya akan ditempatkan di kamar isolasi di rumah sakit selama 4-5 hari untuk memudahkan pengawasan dokter sekaligus mengurangi resiko kontaminasi.

Pasien akan dipulangkan setelah hasil test menunjukkan kadar radioaktif ditubuhnya sudah turun dan mencapai tingkat yang dianggap relatif aman untuk dikembalikan ke tengah masyarakat (kayak narapidana aja..)

Informasi tentang melakukan kontak dengan pasien penerima RAI 131, termasuk setelah pasien pulang ke rumah, bisa dilihat di posting lain berjudul “Panduan Kontak Dengan Pasien Penerima RAI 131”.

Di mana berobat dengan RAI 131?
Pengobatan penyakit terkait tiroid biasanya dilakukan bersama oleh dokter spesialis endokrin, bedah dan nuklir.

So, kalau anda bermasalah dengan kelenjar tiroid, apalagi yang bersifat kanker, lebih baik dari awal berobat di rumah sakit yang punya fasilitas kedokteran nuklir supaya gak repot bolak balik untuk tiroid test, operasi dan ablasi dengan RAI 131.

Bukan beriklan, karena gue bukan karyawan or pemegang saham, tapi RS punya unit kedokteran nuklir, yang kebetulan gue tau, RS Pusat Pertamina, tempat tetirah kesehatan mantan presiden terlama kita itu.

RSPP, sayangnya, tidak punya dokter spesialis endokrin. Sehingga, kebanyakan pasien yang punya diagnosa tumor atau kanker tiroid biasanya langsung datang ke dokter bedah. Pilihlah dokter bedah yang sering menangani kasus tiroid supaya anda bisa mendapat informasi dan pelayanan operasi yang memuaskan.

Rumah sakit tidak punya persediaan RAI 131 dalam jumlah besar, paling cukup untuk keperluan test tiroid saja. Untuk ablasi, RAI 131 dipesan dari BATAN untuk pemakaian pada tanggal yang sudah ditentukan.

RAI 131 punya sifat lekas surut kadarnya sehingga harus segera dikonsumsi untuk menjaga efektifitas dan manfaatnya. So, pasien yang sudah terjadwal harus datang tepat waktu dan gak bisa seenaknya minta ganti tanggal dan waktu perjanjian ablasi.

Berapa biayanya?
Tergantung dosis, jenis peruntukan, periode rawat inap, dan pilihan rumah sakitnya lah ya.

Contoh, waktu minggu lalu gue test tiroid lengkap (terdiri dari neck and whole-body scans using only 5 millicuries of RAI 131 agent, plus test darah dan USG leher) gue bayar 600 ribu rupiah.

Tapi untuk ablasi, bahan RAI 131-nya saja berkisar Rp 1–1.5 juta untuk 40 millicuries.

In my case, untuk rencana ablasi dengan dosis sekitar 80 millicuries dan rawat inap di kamar isolasi selama 4-5 hari, gue disuruh nyiapin duit 4-5 juta rupiah. {Mohon diingat tulisan ini saya buat pada tahun 2005 lho ya}

-end of article-

Monday, November 14, 2005

Link in Bahasa on penanganan kanker tiroid

Paper tentang pilihan tindakan medis untuk menangani hypertyhroid dan kanker tiroid yang disusun oleh Prof. Dr. Johan S. Masjhur dari bagian kedokteran nuklir Universitas Padjajaran layak anda baca. Aku nemu ini di Google.

Web addressnya http://lemlit.mis-unpad.net/index.php?fuseaction=news.newsdetail&id=34

Kalo gak tampil, coba buka cache-nya di Google
http://64.233.167.104/search?q=cache:U7ifKvZ-50QJ:lemlit.mis-unpad.net/
index.php%3Ffuseaction%3Dnews.newsdetail%26id%3D34+%27
operasi+kanker+tiroid%27&hl=id&lr=&strip=1

Saturday, November 12, 2005

Staying away

My nuke doc warned me that since I’ve taken radioactive medicine in the test prior to ablation, I must keep away from my daughter (and any other children or pregnant women) for two weeks. Darn.

That means I will only be able to be get close to her next month after I completed the 4-to-5 days radioactive ablation process and another 2 weeks of separation period.

Oh! Poor me! Poor my baby! Poor my hubby!

About thyroid scan with RAI-131 ( LONG Article )

About Thyroid Scan using Radioactive Iodine 131
Source: can’t remember exactly. Plucked it from the net. Though I had slightly different experiences, it’s pretty much helpful)


What is thyroid scan
Thyroid scan is a nuclear medicine examination that uses the emissions of gamma rays from radioactive iodine to help determine whether a patient has thyroid problems, including hyperthyroidism, cancer, or other growths.

Thyroid scan is also known as Radioactive iodine screening test, RAUI and Nuclear scan-thyroid. (The hospital where I’m treated called it ‘Thyroid Study’ and it consists of blood test, neck ultrasonography and neck or whole-body scanning, at the cost of 600 thousand Rupiahs. If you’re interested, I’d be happy to recommend the hospital and doctors)

Who should undergo a thyroid scan
Patients with suspected thyroid nodules or cancer.

Got a steadily growing, visible and palpable but painless lump somewhere around your neck? Go see your endocrinologist and take a scan test. Thyroid scan is available at hospital’s nuclear medicine unit. In Bahasa Indonesia it’s called ‘Kedokteran Nuklir’

How the thyroid scan is performed
You will be given a pill that contains radioactive iodine, and then you will wait as the iodine collects in the thyroid. The first scan is usually 4 - 6 hours after the iodine has been ingested, and another scan may be taken 24-hours later. Additional or substitute imaging may be performed using a compound containing technetium.

After the thyroid has absorbed the radioactive iodine, you will lie on your back on a movable table with your neck and chest positioned under the scanner. The scanner detects the location and intensity of the gamma rays emitted. During this part of the procedure, you must lie still to let the scanner get a clear image.

Next, the information is sent to a computer that displays images of the thyroid and any possible nodules that have absorbed the iodine.

How to Prepare for the Test
You must sign a consent form (Not in my case though). You may be told not to eat after midnight the night before the exam (I wasn't told so).

How the Test Will Feel
Some patients find remaining still during the test uncomfortable. (I also felt very drowsy during the test, most likely because of the awkward head resting position. Luckily, it pretty soon disappeared as I helped myself with yummylicious lunch at the hospital’s canteen)

Risks
All radiation has possible side effects. There is a very small amount of radiation in the radioisotope ingested during this test, but women who are nursing or pregnant should discuss the risks to the fetus or infant with their health care providers before taking this test.

In my case, I was allowed to keep breastfeeding my baby when I went through the neck scan, but was ordered to stay clear from her when I later went through my second test, the whole-body scan. I was also asked about my last date of period. I could not give a firm answer on my first test that my doctor ordered me a pregnancy test just to be save. I came well prepared with the date on my second test and saved my husband some money.


The concerns regarding radiation side effects are taken into consideration when the test is ordered, but the benefits of taking the test usually far outweigh the risks.

Considerations
Thyroid scans using radinuclides are used with other studies, such as blood tests and ultrasound, to evaluate the thyroid. Your doctor may send you for more than one type of test.

What ‘Normal Results’ mean
The thyroid appears the correct size, shape, and in the proper location. It appears a uniform gray on the computer.

What ‘Abnormal Results’ mean
If the thyroid is enlarged or pushed off to one side, this could indicate a tumor. Nodules will absorb more or less iodine and will appear darker or lighter on the scan (usually lighter if tumor). If part of the thyroid appears lighter, it may indicate there is possible thyroid dysfunction.

Additional conditions under which the test may be performed:

Anaplastic carcinoma of the thyroid, Colloid nodular goiter, Goiter, Medullary carcinoma of thyroid, Multiple endocrine neoplasia (MEN) II, Papillary carcinoma of the thyroid, Toxic nodular goiter


-end of article-

They're still there all right

Got the results from the neclear medicine department today. It confirmed my surgeon's prediction: the cancer cells are still there. They're found in my now-only-one thyroid gland, and also a bit found in the bladder (what are they doing there I have no idea).

I learned from my internet research that thyroid surgery could not totally wipe away the entire potential cancer cells.

Thus, patients should undergo an ablation with radioactive iodine 131 to eradicate the remaining cancer cells.


I’m scheduled to get through it on 22 Nov.

Friday, November 11, 2005

Can't get close to you, baby

Aku disuruh unjuk diri jam 8 teng besok pagi untuk neck dan whole-body scan. That’s not a problem, ku pikir.

Yang jadi problem tuh waktu aku diwanti-wanti untuk menjauhi anakku sampai besok siang or sore.

“Ibu jangan dekat-dekat anaknya dulu ya. Jangan tidur sekamar, apalagi nyusui dia. Soalnya cairan yang Ibu minum tadi kan radioaktif walaupun dosis rendah. Besok kita lihat, kalau sudah turun kadarnya, baru boleh dekat anaknya lagi, ya Bu ya,” begitu pesan si Bapak staff.

Padahal si Pak dokter nuklir gak pesan apa2 tuh tadi. Tapi ya sudah lah. Nurut aja deh.

Cuma, aku jadi harus ngerepotin Ibuku lebih lama lagi hari ini. My mom has to look after for my daughter until my husband comes back from work.

Terribly, painfully missing my little darling

It’s nearly 9pm. In any other day, I’d be chasing my daughter around, persuading her to finish up her formula.

By 930pm she’d have her nappy changed, body cleaned and pajamas on. I’d usually give up to her demand for breast milk and let her enjoy it until she goes to sleep.

It’s different tonight. I’m here, alone and lonely in the bedroom upstairs. My daughter’s downstairs with her grandma. My husband has to work till late tonight.

My brother has just told me that my daughter has yet to sleep. I really want to run downstairs, get into our bedroom and hug my baby.

I’m so very sad. We’re in the same house but must not go near each other. I could not even let her see me in case she cry and call for me, or the other way around.

I wish tomorrow afternoon come quickly, my test go smoothly and I am allowed to embrace and kiss my baby again. Now I’m crying again.

Painfully missing you, my baby

Tadinya, gue berusaha untuk gak mikirin anak biar gak sedih or stress. Eh tapi lama2 ya kepikiran juga.

Gue jadi bertanya dalam hati, anakku lagi apa ya sekarang? Jam 2.30 sore gini biasanya dia lagi main di play cornernya dan sambil sesekali menghindari gue yang entah berusaha kasih dia susu botol or sekedar usil mengganggunya.

Sesak hati oleh rindu dan ingin tahu, gue turun ke bawah and nguping di pintu. Sayup-sayup terdengar anakku tercinta yang lagi lucu-lucunya itu sedang mengoceh tak jelas. Gak kerasa mata ini tiba-tiba jadi basah.

Eh, tiba-tiba Ibuku membuka pintu dan suara langkah anakku terdengar menapak ke arah pintu.

Gue kaget dan langsung lari terbirit-birit lari ke lantai atas sebelum anakku menangkap bayanganku dan meraung-raung memanggil ku, “mama.. mama..” dan hati in semakin remuk redam.

Mama rindu sekali pada mu, anakku sayang. Be good to your grandma, ya honey. Hope to be able to get near to you again, soon.

Miss u terribly, little darling

‘Mengasingkan diri sementara’ ternyata gak burok-burok amat. Aku bisa enjoy myself tanpa kawatir diganggu anak, suami or anggota rumah yang lain, listening to the music and watch DVDs from my brother’s computer, solely occupying the entire room.

Sejenak, gue ngerasa kayak kembali ke masa nge-kost di Margonda dulu. Hmm asik juga bisa santai dan enjoy the absolute freedom to do what ever I want to do.

Tapi, setelah tiga jam berlalu, 60 lagu terputar, berlembar-lembar koran teramati dan tak terhitung potongan camilan terkunyah, pikiran gue jadi melayang anak gue yang manis and lucu itu

Thyroid tests, for the hmp times

If I counted it correctly, I've until yesterday taken up three sets of thyroid tests. This morning, I took thyroid tests for the fourth times in two year period.

Pak dokter nuklir menyuruh ku untuk ngejalanin thyroid tests dari awal lagi. So, pagi tadi aku kembali menyambangi RS. Nunggu lamaaa bener, mana ruangannya duingin buanget.

Tadinya ku pikir hari ini akan ambil darah untuk test kadar hormon tiroid and di USG. Ternyata cuma diambil darah and disuruh minum secangkir cairan tak berwarna, tak berasa dan tak beraroma (that must be the Radioactive iodine 131 agent) untuk persiapan neck and whole-body scans besok.

Menunggu memang hal yang paling membosankan dan menyebalkan.
Apalagi kalau harus berlama-lama nongkrongi ruangan super dingin hanya untuk menunggu giliran untuk di suntik.

Hiburannya paling banter melirik dokter yang lewat, dengan harapan ada yang lumayan nyaman dipandang mata, atau main tebak-tebakan dalam hati ‘kira-kira orang ini atau itu sakit apa ya?’, or pathetically jadi komentator penampilan orang lain.

Thursday, November 10, 2005

Be strong, honey


My surgeon referred me to another doctor at the nuclear medicine unit. The nuclear doctor would run a complete thyroid tests and after that administer the ablation using radioactive agent knows as Radioactive Iodine 131.

I guess I’ve made peace with the fact that I’m plagued with cancer. But, I’m still not able to wipe away my worries regarding my daughter. The idea of having to stay away from her for quite a period of time during the therapy depresses me.

I tried to hold back my tears whenever I look into her eyes. My dear husband said, “Be strong, darling. We’re in this together.”

Oh, how very lucky I am to have him as my loved one.

Wednesday, November 09, 2005

Useful links on Papillary Thyroid Carcinoma

Kanker tiroid bermacam2 jenisnya. Yang aku punya jenisnya Papillary (papilar, dalam versi Indonesianya).
Untuk tau lebih banyak tentang karakter kanker tiroid jenis papilar ini coba lihat:

"Thyroid, Papillary Carcinoma, Early." di website eMedicine
http://www.emedicine.com/ent/topic286.htm

Coba juga yg ini
http://www.endocrineweb.com/capap.html

Atau ini
www.orpha.net/data/patho/GB/uk-PTC.pdf

Useful links on Thyroid Carcinoma - Kanker Tiroid

For a complete medical article on Thyroid Carcinoma see:
www.aace.com/clin/guidelines/thyroid_carcinoma.pdf

For a much more basic information about Thyroid Carcinoma see:
http://www.aace.com/members/Thyroid_Carcinoma.pdf.

Artikel tentang Kanker Tiroid yg cukup lengkap lihat:
www.suaramerdeka.com/harian/0507/04/ragam1.htm


Sunday, November 06, 2005

Darn lump was actually a cancer

I first thought my lump problem was already a history thanks to the successful surgery.

I was obviously wrong.

A week after the surgery, my surgeon said pathology study on the excavated darn lump showed it was stained with cancer cells.

“You’ve had a thyroid carcinoma of the papillary variant, and due to its character I must tell you it’s very likely that you’re still plagued by it,” doc said.

I was stunned. Darn you lump!

Doc says an ablation using radioactive agent called RAI 131 is necessary to eradicate any remaining cancer cells.

I could be free from thyroid cancer. Post ablation, however, I will have to depend on hormonal therapy to get by every day for the rest of my life.

Sigh!