Friday, October 28, 2005

Whinny me

Ketika gue lagi sendirian di taxi dalam perjalanan pergi or pulang dari rumah sakit, atawa lagi nunggu giliran ketemu dokter, kadang timbul perasaan self-pity. It’s when I started to dare myself to question God, “Why does Thee let it happen to me?”

It’s not that I’m dying or facing a huge possibility of becoming paralyzed. According to my surgeon, the carcinoma I had in fact was a low-risk one and the prognosis for thyroid carcinoma is mostly excellent.

Still, having diagnosed with a cancer is never a pleasant circumstance. It for the least ruins my emotional welfare and devastates my husband’s cash flow management.

It certainly will forever change my entire life, not to mention the futures of my beloved husband and daughter.

2 comments:

Hanna Yuliwanty said...

mba gimana sekarang dgn Tirkan nya?mba aku kmrn di biopsi n hasil biopsi nya inkonklusif mencurigakan keganasan, dokter sarankan untuk operasi dan lgsg diperiksa oleh ahli patologi, jika ganas langsung diangkat semua kelenjar tiroid nya

Mba bisa rekomen internis n bedah onkologi nya ga?thx

cst said...

Hi Mommy Jo,

Untuk dapat info lebih banyak ttg kondisi kelenjar, bisa minta dokter melakukan tes darah utk tiroid dan USG leher.

Sekarang saya konsultasi pada Dr. Rochsismandoko, SpPD, KEMD di Eka Hospital BSD. Yang membedah dan menangani saya selama 3 tahun sebelumnya adalah Dr Tan Mahatis, SpB di RS Pusat Pertamina (Mayestik). Bila Mommy Jo tinggal di Jakarta Pusat, bisa juga ke Klinik Tiroid di RSPAD Gatot Subroto. RSPAD, seperti halnya RSPP, punya unit kedokteran nuklir yang menangani proses ablasi setelah operasi kanker tiroid, bila diperlukan.

I wish you the best, Mommy Jo! Kalau ingin sharing lebih lanjut bisa tinggalkan alamat email; saya selalu senang dapat teman sharing baru.

Salam
Chris