Thursday, November 24, 2005

About Radiocative Iodine 131 (Very LONG Article)

For complete article in English see “Sodium Iodide I 131 (Therapeutic)” on Medline Plus website
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/uspdi/202721.html

Artikel di atas membahas hanya pemakaian Radioactive Iodine 131 dalam pengobatan hyperthyroid dan kanker tiroid. Kebanyakan info di bawah, sayangnya, tidak diceritakan dokter kepada saya, padahal saya sudah cukup cerewet bertanya ini itu sejak awal. Well, dokter gak salah diagnosa or salah dosis aja udah sukur kok… (pasrah bener….)

Anyway, ringkasannya sebagai berikut:

Apa sih radioaktif iodine-131?
Radioactive Iodine-131 -- alias RAI 131, sodium iodide 131 or iodine-131 -- adalah bahan radioaktif yang biasa dipakai dalam ilmu kedokteran nuklir untuk diagnosa fungsi organ tubuh atau pengobatan jenis penyakit tertentu, seperti hyperthyroid dan varian tertentu dari kanker tiroid. Tindakan medis dengan RAI 131 untuk pengobatan kanker biasanya disebut dengan ablasi.

Di dalam tubuh, RAI 131 kebanyakan di ‘serap’ oleh kelenjar tiroid. Itulah makanya RAI 131 sangat popular dalam pengobatan hyperthyroid dan kanker tiroid.

Pada pengobatan hyperthyroid, efek radiasi yang ditimbulkan RAI 131 bermanfaat mengembalikan fungsi produksi hormon tiroid ke tingkat normal. Sedangkan pada kanker tiroid, RAI 131 bertugas melacak dan menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang masih tersisa di kelenjar tiroid atau yang telah menyebar ke jaringan tubuh lain.

Biasanya kanker tiroid yang tidak ditangani secara tuntas dapat timbul kembali, bahkan menyerang organ tubuh lainnya. Kalo gak salah organ yang diserang tergantung dari varian kanker tiroidnya. Untuk varian papillary, misalnya, kanker akan menyebar ke tulang atau paru-paru.

RAI 131 diproduksi oleh BATAN dan tersedia dalam bentuk kapsul atau cairan bening tak berbau dan tak berasa.

Dosis yang diberikan tergantung jenis penyakit, ‘ukuran’ jaringan yang akan diobati, jenis tindakan medis yang dipilih, usia dan kondisi pasien.

Untuk keperluan test tiroid, misalnya, dosis yang diberikan berkisar 4 -10 millicuries. Pengobatan kanker tiroid membutuhkan dosis lebih tinggi antara 30-200 millicuries.

Siapa yang dapat diobati dengan RAI 131?
RAI 131 tidak diberikan pada wanita hamil untuk menghindari resiko radiasi pada janin dan kemungkinan bayi menderita hypothyroid ketika lahir.

Makanya, sangat penting bagi teman-teman perempuan untuk mengingat dengan pasti tanggal terakhir haid anda, karena ini pasti ditanyakan dokter. Pada test tiroid pertama kali, saya tidak bisa memberikan jawaban yang meyakinkan, akibatnya dokter menyuruh saya menjalani test kehamilan.

Pasien perempuan yang sedang menyusui dapat diberikan RAI 131 atau menjalani ablasi. Tetapi, mereka diharuskan berhenti menyusui selama terapi dan sepanjang dua minggu setelahnya. Hal ini penting untuk menghindari resiko radiasi pada anak.

RAI 131 juga diberikan pada pasien anak dan para lanjut usia. Kegunaan dan efek yang ditemukan pada pasien golongan ini biasanya tidak berbeda dengan pasien lain. Hanya saja, pasien anak mungkin lebih sulit untuk mengatasi kemungkinan timbulnya rasa mual selama terapi.

Efek (menyebalkan) RAI 131
RAI 131 bermanfaat mengikis sel kanker tiroid dan pada pasien hyperactive thyroid membantu menstabilkan kinerja produksi hormon dari kelenjar tiroid.

Tapi, bak pedang bermata dua, RAI 131 juga punya efek negatif.

Efek negatif yang paling serius akan dihadapi oleh pasien kanker tiroid.

RAI membersihkan sel kanker dengan cara menghancurkan (ablate) seluruh kelenjar tiroid supaya si kanker gak punya tempat dugem lagi.

Tubuh kita punya dua kelenjar tiroid yang berfungsi memproduksi hormon yang memacu metabolisme tubuh, termasuk kemauan dan kemampuan bergerak dan berpikir.

Kalau kedua produser hormon ini dibabat, lah gak ada organ tubuh lain yang bisa menggantikan fungsi mereka. Tapi, kalo mereka gak dibabat, si kanker bakal terus berdugem ria disana. Sedangkan, semakin lama kanker indekost di tubuh kita, semakin sempit lah waktu kita untuk bisa menghirup udara dunia.

Tapi, jangan ciut hati dulu. Ada solusinya kok. Setelah selesai proses ablasi,
fungsi produksi hormon oleh kelenjar tiroid kemudian digantikan oleh asupan hormon buatan.

Pasien post ablasi harus meminum obat berisi hormon setiap hari seumur hidupnya. Kalau gak diminum, ya resikonya anda akan mengalami symptoms underactive thyroid, misalnya berat badan naik, malas, siklus haid tidak teratur, sakit kepala, rasa sakit pada otot, kedinginan, dst.

Efek yang less horrifying ditemukan pada pemberian RAI 131 dalam dosis kecil.

Pada pemakaian RAI 131 pada test tiroid, misalnya, jarang ditemukan keluhan dari pasien. Gue dikasih 5 millicuries waktu test tiroid (neck and whole-body scans) and gak ada keluhan kecuali perasaan rasa hangat yang menjalar di tubuh beberapa jam setelah minum cairan RAI 131.

Pada pemberian dosis besar untuk pengobatan hyperactive thyroid dan kanker tiroid, efek menyebalkan yang ditemukan bervariasi tergantung jenis penyakit yang diderita.

Secara umum, efek samping yang dikeluhkan pasien, tetapi biasanya berkurang dan hilang sejalan dengan berakhirnya proses terapi, antara lain: bengkak (swelling) pada bagian leher, gangguan ringan pada tenggorokan (sore throat), hilangnya nafsu makan, pusing atau ingin muntah.

Ada juga pasien post RAI 131 yang mengeluhkan hal berikut: keringat berlebihan, sulit kencing, memar atau pendarahan pada leher, demam, sakit pungung, darah pada urine atau tinja, serak, dst.

Anda mungkin saja merasakan satu atau beberapa dari keluhan di atas, atau justru tidak sama sekali.

Yang Boleh & Gak Boleh
RAI 131 dikeluarkan tubuh melalui keringat, air liur, urine dan juga ASI.

Karena itu, untuk mengurangi dan menghindari resiko kontaminasi radioaktif pada keluarga dan lingkungan, pasien yang mendapat RAI 131 tidak dianjurkan untuk: menyusui, perpelukan, berciuman, melakukan hubungan sex, berada dekat ibu hamil atau anak kecil selama rentang waktu 4-6 hari setelah mendapat RAI 131.

Pasien juga dianjurkan untuk sementara waktu tidur terpisah dari anggota keluarga lain serta memakai dan mencuci alat makan, sikat gigi, handuk atau pakaian secara terpisah.

Bila terpaksa harus berkendaraan bersama dalam jarak jauh pada hari-hari awal setelah menerima RAI 131, pasien dianjurkan duduk sejauh mungkin dari penumpang lainnya.

Itulah sebabnya para pasien penerima RAI 131 dalam dosis besar, misalnya untuk tindakan ablasi, biasanya akan ditempatkan di kamar isolasi di rumah sakit selama 4-5 hari untuk memudahkan pengawasan dokter sekaligus mengurangi resiko kontaminasi.

Pasien akan dipulangkan setelah hasil test menunjukkan kadar radioaktif ditubuhnya sudah turun dan mencapai tingkat yang dianggap relatif aman untuk dikembalikan ke tengah masyarakat (kayak narapidana aja..)

Informasi tentang melakukan kontak dengan pasien penerima RAI 131, termasuk setelah pasien pulang ke rumah, bisa dilihat di posting lain berjudul “Panduan Kontak Dengan Pasien Penerima RAI 131”.

Di mana berobat dengan RAI 131?
Pengobatan penyakit terkait tiroid biasanya dilakukan bersama oleh dokter spesialis endokrin, bedah dan nuklir.

So, kalau anda bermasalah dengan kelenjar tiroid, apalagi yang bersifat kanker, lebih baik dari awal berobat di rumah sakit yang punya fasilitas kedokteran nuklir supaya gak repot bolak balik untuk tiroid test, operasi dan ablasi dengan RAI 131.

Bukan beriklan, karena gue bukan karyawan or pemegang saham, tapi RS punya unit kedokteran nuklir, yang kebetulan gue tau, RS Pusat Pertamina, tempat tetirah kesehatan mantan presiden terlama kita itu.

RSPP, sayangnya, tidak punya dokter spesialis endokrin. Sehingga, kebanyakan pasien yang punya diagnosa tumor atau kanker tiroid biasanya langsung datang ke dokter bedah. Pilihlah dokter bedah yang sering menangani kasus tiroid supaya anda bisa mendapat informasi dan pelayanan operasi yang memuaskan.

Rumah sakit tidak punya persediaan RAI 131 dalam jumlah besar, paling cukup untuk keperluan test tiroid saja. Untuk ablasi, RAI 131 dipesan dari BATAN untuk pemakaian pada tanggal yang sudah ditentukan.

RAI 131 punya sifat lekas surut kadarnya sehingga harus segera dikonsumsi untuk menjaga efektifitas dan manfaatnya. So, pasien yang sudah terjadwal harus datang tepat waktu dan gak bisa seenaknya minta ganti tanggal dan waktu perjanjian ablasi.

Berapa biayanya?
Tergantung dosis, jenis peruntukan, periode rawat inap, dan pilihan rumah sakitnya lah ya.

Contoh, waktu minggu lalu gue test tiroid lengkap (terdiri dari neck and whole-body scans using only 5 millicuries of RAI 131 agent, plus test darah dan USG leher) gue bayar 600 ribu rupiah.

Tapi untuk ablasi, bahan RAI 131-nya saja berkisar Rp 1–1.5 juta untuk 40 millicuries.

In my case, untuk rencana ablasi dengan dosis sekitar 80 millicuries dan rawat inap di kamar isolasi selama 4-5 hari, gue disuruh nyiapin duit 4-5 juta rupiah. {Mohon diingat tulisan ini saya buat pada tahun 2005 lho ya}

-end of article-

40 comments:

Unknown said...

Hai saya Hellen , Sidoarjo. Saya sudah pernah menjalani RAI 131 di Singapura 1 tahun yl. Sekarang harus chek up lagi (iodine scan ). Cuma saya bingung saya mesti ke dr mana yang bagus untuk konsultasi. Saya penderita kanker thyroid jenis follicular carcinoma. Bisa bantu beri saya info, dr yang kompeten menangani kanker thyroid di jakarta atau surabaya? terima kasih

cst said...

Hi Hellen! Kalau dokter spesialis kanker tiroid, saya gak tau. Urusan tyhroid biasanya ditangani oleh spesialis endokrin, yang saya tau di MMC ada seorang profesor, aku lupa nama Rahman or something.

Awalnya saya konsul ke Prof yg di MMC itu, tapi kmd saya pindah ke RSPP dan sampai sekarang ditangani oleh Dokter Tan Mahatis, beliau dokter bedah.

Dokter Tan Mahatis banyak menangani pasien thyroid, termasuk penderita thyroid carcinoma seperti kita. Saya so far puas dengan pelayanan yang diberikan beliau. Kalau mau coba, silahkan kontak RSPP Jl. Kyai Maja, Mayestik, telp 7219777. Beliau praktek senin, selasa, kamis dan jumat.

Saya juga masih rutin body scan setahun sekali, dan test darah plus USG tiap enam bulan. RSPP punya divisi Kedokteran Nuklir jadi saya gak perlu pindah RS untuk body scan. Di Kedokteran Nuklir juga ada dokter yang biasa menangani pasien tiroid kalau anda mau tanya2 lebih jauh tentang treatment utk tiroid.

Maaf tidak banyak info yang saya bisa share. Terima kasih sudah mampir di blog saya, semoga info yang ada bisa sedikit membantu anda. Please keep in touch :)

Salam
Chris

Anonymous said...

Saya Iwan,Bekasi. Saya penderita hypertiroid sejak 2010. Pengobatan dgn obat penghambat/ anti tiroid yakni thyrozol, Q-ten, propanolol (mengurangi gejala jantung debar2,gelisah, gemetar). Awal pengobatan saya merasakan perubahan yg cukup baik. Berat badan mulai naik, gejala berdebar juga mulai berkurang). Atas anjuran dokter yg menangani saya, dosis obt dikurangi. Ini dilakukan setelah 6 bulan dari pengobatan awal.Hasilnya berat badan menurun dan gejala-gejala itu muncul. Dokter mengharuskan pengobatan diulang kembali dengan pemberian dosis obat seperti semula.Saya kembali menjalani pengobatan. Hasilnya berat badan blm meningkat. Gejalanya mulai berkurang.
Yg mau saya tanyakan, apakah sebelumnya telah diketahui hasil diagnosa kalau kanker tyroid sehingga tindakan medisnya harus lgsng dengan RAI-131? Thank's.

cst said...

Pak Iwan, terima kasih untuk pertanyaanya, maaf saya baru bisa menjawabnya sekarang.

Terapi RAI-131 memang khusus diperuntukkan bagi penderita kanker tiroid. Namun ia juga menjadi pilihan tindakan bagi pasien dengan kondisi hyperthyroid. Sayangnya, saya tidak bisa berkomentar mengenai penggunaan terapi ini untuk kasus hyperthyroid karena tidak mengalaminya sendiri.

Tidak semua pasien kanker tiroid bisa memanfaatkan terapi ini. Terapi ini umumnya diberikan pada pasien kanker tiroid jenis papillary dan follicular (serta varian2nya) sebagai langkah lanjutan dari operasi pengangkatan sebagian/seluruh kelenjar tiroid. Gunanya adalah untuk mematikan sebanyak mungkin sel kanker yang masih tersisa setelah operasi. Besar kecil jaringan yang tersisa diketahui dari hasil tes jaringan di laboratorium, tes darah untuk tiroid dan USG leher yang umumnya dilakukan setelah pasien pulih dari operasi.

Terapi ini tidak bermanfaat bagi penderita kanker tiroid jenis lain, misalnya Hurthle cell, anaplastic dan medullary.

Bila memerlukan informasi awal namun lengkap tentang kanker tiroid – gejala/sebab/diagnosa/jenis/langkah penanganan/follow-up/prognosis kanker tiroid – Bapak bisa berkunjung ke situs American Thyroid Association atau mengunduh brosur mereka mengenai kanker tiroid
http://thyroid.org/patients/patient_brochures/cancer_of_thyroid.html

Informasi mengenai RAI 131 dapat dilihat di situs Radiologyinfo.org http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=radioiodine

Semoga proses pengobatan Bapak berjalan lancar dan lekas menemukan dosis obat yang tepat.

Salam,
chris

Unknown said...

Mbak, Ibu saya usia 60tahun sudah menjalani pengangkatan tiroid sebelah kiri, dan dilanjutkan dengan terapi ablasi I-131, tetapi yang dikeluhkan sekarang adalah sesak nafas, pusing, nyeri dada, lemas, serta hasil rontgen menunjukan pengeroposan tulang dan saraf kejepit di daerah punggung. Apakah keluhan tersebut merupakan efek samping dari terapi? Apakah sebaiknya kami konsultasi ke dokter tulang?
Mohon pencerahannya, mbak. Terima kasih

cst said...

Hi Liza,

Dari lembar informasi pasien yg saya baca sejauh ini, efek samping ablasi (RAI) kebanyakan dikaitkan dgn masalah fertilitas dan kondisi hipotiroid.

Pasien yg sudah diangkat kelenjar hipotiroidnya dan sudah menjalani RAI pasti mengalami gejala hipotiroid krn 'pabrik' hormon tiroid sudah tidak berfungsi shg badan kekurangan hormon tiroid. Makanya selepas operasi dan RAI pasien harus mengasup tablet hormon tiroid sintetis.

Gejala hipotiroid termasuk mudah kedinginan, depresi, lemas dan mudah merasa lelah, susah buang air besar, kenaikan berat badan tidak normal, kulit kering dan keluhan sakit persendian. Kondisi hipotiroid meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis.

Saraf kejepit setahu saya tidak berhubungan secara langsung dgn kondisi tiroid, apalagi RAI. Tetapi saraf kejepit bisa saja terjadi pada pasien hipotiroid yg mengalami kenaikan berat badan luar biasa. Kelebihan berat badan akan mempengaruhi postur badan, dan postur badan yg buruk adalah salah satu masalah awal saraf kejepit.

Kalau memang sudah diketahui ada penjepitan saraf sebaiknya segera dikonsultasikan dgn dokter saraf. Saraf kejepit yg tidak segera ditangani hanya akan buat sengsara (ini pengalaman pribadi suami saya).

Bila keluhan2 lainnya sangat mengganggu baiknya konsultasikan dgn dokter endokrin atau dokter yg merawat ibunda utk urusan tiroid. Kalau memang ternyata keluhan2 itu karena hipertiroid, biasanya dokter akan mengatasi dgn menyesuaikan dosis hormon tiroid sintesis.

Semoga ibunda lekas terselesaikan keluhan-keluhannya supaya segar bugar lagi.

Salam
c

Unknown said...

saya Mona,tahun 2005 saya sakit hypertyroid,dan saya sudah berobat berkali2 ke penang, dipenang pengobatannya harus operasi semua atau radioaktif. tahun 2009 saya operasi tyroid diambil sebagian di Medan.karna kata dokter tyroid ini masih berguna untuk tubuh sehingga harus disisakan sebagian.
baru2 ini saya cek darah untuk mengetahui kondisi tyroid karna saya ada keluhan sering dingin, badan malas, lemah, letih. saya pernah baca itu gejala hypotyroid. setelah hasilnya keluar ada gejala ke hypotyroid.
yang saya mau tanyakan, apakah kalau sudah pernah operasi hypertyroid harus mengikuti radioaktif tersebut?atau gimana ya?karna sebelumnya memang saya tidak pernah melakukan cek darah setelah operasi, bila ada keluhan baru saya melakukan cek darah.domisili saya di Jayapura, yang untuk pengecekannya juga belum lengkap seperti di Jakarta.
mohon pencerahannya.

cst said...

Hi Mona. Sejauh yg saya baca dari situs2 edukasi pasien tiroid, radiasi iodine itu umumnya digunakan untuk pasien kanker tiroid jenis pappilary dan pasien hipertiroid. Biasanya radiasi iodine ini dilakukan setelah pasien menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid, entah sebagian atau total.

Hipotiroid adalah kondisi yg sangat umum ditemui pada pasien paska operasi. Ini karena kelenjar tiroid tidak lagi dapat berfungsi normal. Pada pasien yg menjalani radiasi pun demikian karena radiasi iodine mematikan bagian2 kelenjar yg dijangkiti sel kanker.

Paska operasi memang pasien harus rutin cek darah utk mengetahui kadar tiroid. Cek rutin darah tiroid (T3, T4, TSH, Tg) ini setahu saya dapat dilakukan di rumah sakit daerah, atau di laboratorium yg cukup besar.

Apakah harus menjalani radiasi karena hipotiroid? Saya tidak tahu jawabnya. Tapi dari publikasi organisasi2 kesehatan tiroid saya belum menemukan rekomendasi kuat radiasi utk pasien hipotiroid, yg selalu disebut adalah radiasi utk pasien kanker tiroid jenis pappilary dan pasien hipertiroid.

Yang saya tahu, dan jalani sendiri, pasien paska operasi, dan atau radiasi, umumnya diberikan tablet pengganti hormon tiroid. Ini utk memenuhi kebutuhan tubuh pasien atas hormon tiroid yg krn diangkat atau diradiasi tadi tidak lagi berfungsi sempurna. Tablet hormon tiroid ini relatif tidak mahal dan tidak terlalu sulit didapat. Tapi sekali lagi saya tidak tahu benar kondisi di Jayapura, tapi Mona bisa cari tahu di rumah sakit daerah yg cukup besar dan apotik besar di daerah tempat tinggal Mona. Untuk dosisnya, Mona harus konsultasi dulu dgn dokter. Dosis tablet hormon ini ditentukan berdasarkan hasil tes darah.

Demikian Mona, semoga bisa membantu menjawab pertanyaanmu. Semoga lekas menemukan solusi supaya tiroidmu kembali normal dan hari2mu lebih menyenangkan. Salam.





Anonymous said...

Mbak...apakah sy boleh nanya2 via email?

cst said...

Hi,

Boleh, semoga saya bisa jawab ya.

Salam

Anonymous said...

Bisa dishare tips2 sepanjang pengalaman mbak selama ini agar kanker tiroid tdk muncul kembali setelah dilakukan tiroidektomi total dan radioablasi.Krn beberapa yg sy ketahui ada yg kambub kembali setelah setahun operasi tiroidektomi.Thanks

Unknown said...

Setelah terapi RAI 131, apakah masih harus minum hormon tiroksin?,,

rifa said...

mba...ibu saya usia 49 tahun setahun yang lalu operasi pengangkatan tyroid karena ada benjolan di leher, saya kurang tau apakah itu ganas atau tidak. Rencananya bulan ini ibu saya akan menjalani terapi ablasi di RS Kanker Dharmais. ibu saya ini masih trauma mbak dengan operasi yang lalu dan takut sampai stres memikirkan akan terapi ablasi. mba bisa tolong jelaskan bagaimana terapi ablasi itu, apakah manfaat yang dirasakan serta adakah efek samping setelah menjalani terapi tsb? terima kasih mba mohon penjelasannya untuk menenangkan ibu saya

cst said...

Hi Nanang Hadiono, ya, setahu saya begitu. Ablasi berakibat kelenjar tiroid tidak lagi berfungsi dengan baik. Karenanya pasien butuh asupan hormon tiroid artifisial. Jenis hormon tiroid yang diberikan tergantung kondisi tiroid pasien paska operasi dan/atau ablasi. Untuk pasien hipertiroid, jenis hormon yang diberikan biasanya methimazole atau propylthiouracil yang fungsinya menekan produktifitas hormon tiroid. Sedangkan untuk pasien hipotiroid kebanyakan diberikan hormon sejenis levothyroxine.

cst said...

Hi Anonymous. Saya terus terang kurang tahu tindakan spesifik apa yang bisa pasien lakukan untuk memastikan kanker tiroid tidak muncul lagi setelah tiroidektomi total plus ablasi.

Paling saya hanya bisa sarankan untuk cek fungsi darah tiroid secara rutin untuk mendeteksi kemungkinan sel kanker kembali hidup dan/atau menyebar. Lalu minum hormon tiroid dengan dosis yang tepat dan pada waktu yang tepat agar metabolisme tubuh berjalan baik, dan menjaga pola makan dan kesehatan secara umum.

Sejumlah teman penyandang kanker tiroid dan penyakit lain terkait fungsi tiroid membatasi atau sama sekali menghindari bahan pangan tertentu. Saya sendiri kebetulan tidak membatasi atau menghindari bahan pangan apapun. Anda baiknya konsultasikan dengan dokter untuk lebih jelas.

cst said...

Hi Rifa, ibunda Rifa tak perlu khawatir dengan terapi ablasi. Proses ablasi relatif sederhana dan tidak menyakitkan kok.

Seperti yang saya jelaskan di posting di atas, pasien akan ditempatkan di ruang khusus dan diberikan cairan Iodine dengan takaran sesuai besar jaringan kanker dan kondisi pasien. Selanjutnya pasien tinggal di ruang isolasi sampai tingkat radiasi yang terpancar dari tubuhnya turun ke tingkat aman.

Manfaat ablasi untuk pasien kanker tiroid utamanya untuk mematikan sel-sel kanker tiroid.

Efek samping ablasi beragam, misalnya rasa mual, hilang napsu makan, dan sakit tenggorokan atau pembengkakan di leher. Perlu diketahui, tidak semua pasien yang menjalani ablasi mengalami hal-hal tersebut. Pengalaman mereka yang mengalami efek samping pun berbeda jenis dan kadarnya, dan biasanya tidak berlangsung lama.

Sebaiknya pasien mempersiapkan mental dan kondisi tubuh menjelang ablasi. Bila hati tenang dan percaya, dan tubuh dalam keadaan fit, mudah-mudahan ablasi berjalan mulus tanpa efek samping yang serius.

Salam untuk ibunda, semoga ablasi berjalan lancar dan lekas pulih.

rifa said...

Terima kasih mba atas penjelasan dan doanya. Ibu saya udah baca postingan mbak diatas tapi tetap aja cemas mba haha dan makin mendekati hari H ablasi, beliau makin creating drama. apa itu pengaruh dari penghentian obat thyrax sementara ya?

cst said...

Hi Rifa,

Penghentian asupan thyrax dlm jangka waktu lama memang biasanya menimbulkan akibat yg sangat tidak mengenakkan bagi pasien, misalnya mood swing dan tubuh serasa tak keruan krn metabolisme jadi berantakan tanpa bantuan thyrax.

So, bisa jadi ibunda merasa tubuhnya sangat tidak nyaman krn tidak minum thyrax. Ditambah lagi pengalaman tidak mengenakkan saat prosedur sebelumnya (dan/atau kekhawatiran2 lainnya) membuat perasaan dan pikiran beliau makin tidak keruan menjelang ablasi.

Khawatir sangat menjelang menjalani prosedur kesehatan itu wajar kok. Sayangnya, kata2 penghiburan yg orang lain tawarkan tak bisa membuat pasien benar2 merasa tenang dan damai, kecuali si pasien mau menguatkan niat, menyerahkan segala kekhawatiran, dan menenangkan hatinya sendiri.

Ibunda Rifa pasti bisa kok, terbukti selama ini kan beliau sudah jadi pejuang tangguh. Semangat, bunda!

Anonymous said...
This comment has been removed by the author.
dian said...

pagi mb...
akhirnya ketemu jg blog khusus ttg thyroid..
sprti salah satu tulisan mb terdahulu, survivor ca. thyroid terkadang di "anggap sederhana" apadahal biar bagaimanapun ca ya tetap ca... aku sepakat mb..
selama ini dian memang mencari kasus yang sama sepertiku tp yo lumayan susah, bergabung di grup survivor ca, ternyata belum ada jenis ca. thyroid..jadi mau share2 bingung..thanks yo mb untuk blog ini..senang bisa berkenalan dg mb...
kalo boleh bisa kirim email or bisa mnta nmor wa g mb?

Lewoleba said...

Mat pagi,saya siska.sy oprasi thyroid thn 2012 kedua kelenjar tyroid sy di angkat.dokter mengatakan sy hrs konsumsi thyrax seumur hidup namun sy konsumsi selama 6 bulan dan badan gatal terus,karena itu sy hentikan sampe sekarang.keluhan sy sekarang : dada kiri sakit,kadang kadang udema di kedua kaki tanpa rasa sakit,berat badan tidak naik,muka kering, padahal sy ingin gemuk,tidak tahan dgn udara dingin. Pertanyaannya. Apakah keluhan sy ini akibat dari penyakit sy ini .dan apakah sy hrs kembali minumobat thyrax? Sy tunggu balasannya dan terimakasih

Lewoleba said...

Mat pagi,saya siska.sy oprasi thyroid thn 2012 kedua kelenjar tyroid sy di angkat.dokter mengatakan sy hrs konsumsi thyrax seumur hidup namun sy konsumsi selama 6 bulan dan badan gatal terus,karena itu sy hentikan sampe sekarang.keluhan sy sekarang : dada kiri sakit,kadang kadang udema di kedua kaki tanpa rasa sakit,berat badan tidak naik,muka kering, padahal sy ingin gemuk,tidak tahan dgn udara dingin. Pertanyaannya. Apakah keluhan sy ini akibat dari penyakit sy ini .dan apakah sy hrs kembali minumobat thyrax? Sy tunggu balasannya dan terimakasih

cst said...

Hello Mbak Dian,

Maaf baru bisa membalas. Terima kasih banyak ya sudah mampir.

Btw, ada kok support group pasien kanker tiroid di Indonesia, namanya Pita Toska.

Banyak anggotanya yang saat ini sedang menjalani perawatan dan karenanya sangat aktif bertukar pengalaman via WhatsApp.

Coba deh bergabung, hubungi admin Pita Toska mbak Bunga Ramadani di 0812 1063 8648. Kita ketemu di sana ya, lebih seru dan lebih banyak yang bisa berbagi pengalaman denganmu.

Salam.

cst said...

Hello Mbak Siska Lewoleba,

Saya bukan dokter, tetapi sejauh yg saya pernah baca dan alami sendiri, pasien tiroid, apalagi mereka yg sebagian atau seluruh kelenjar tiroidnya sudah diangkat, memang tidak punya pilihan lain selain minum hormon pengganti tiroid dalam bentuk tablet yg di pasar dijual dengan berbagai merk termasuk Thyrax.

Kenapa kita harus minum pil hormon tiroid setiap hari selama sisa hidup? Karena pabrik kelenjar tiroid alami sudah tidak ada, atau kalau pun tersisa sudah tidak berfungsi lagi (misalnya pada pasien yang sudah menjalani operasi pengangkatan sebagian/seluruh kelenjar tiroid dan kemudian menjalani ablasi). Maka kebutuhan tubuh akan hormon tiroid dipenuhi oleh tablet hormon tersebut.

Hal2 tidak mengenakkan yg mbak Siska alami itu persis dengan gejala hipotiroid, alias kekurangan hormon tiroid.

Saya sarankan mbak Siska segera menghubungi dokter endokrin dan minta beliau merekomendasi tes darah tiroid agar hasilnya bisa jadi petunjuk besaran dosis hormon tiroid yang sesuai dengan kondisi tubuh mbak Siska. Perlu juga dibicarakan dengan dokter tentang gatal-gatal yang membuat mbak Siska memutuskan berhenti minum hormon, mungkin dosis kurang pas, atau mungkin juga alergi terhadap jenis atau merk tablet.

Sebaiknya tidak menunda mengkonsumsi kembali hormon pengganti tiroid, karena defisiensi hormon tiroid bisa membahayakan kesehatan tubuh (dan juga kesehatan mental karena gejala2 yang ditimbulkan bikin kesal, tidak nyaman dan menyusahkan hehehe.

Bila punya pertanyaan atau uneg2 mbak Siska bisa bergabung dengan group pasien tiroid di WhatsApp namanya Pita Toska, adminnya bisa dihubungi di 0812 1063 8648.

Salam.



aku sehat said...

selamat siang

saya telah menjalani operasi tiroid sebagian lalu atas rekomendasi dokter disarankan untuk ablasi. Selain itu sebenarnya saya ingin menjalani program kehamilan. Apakah setelah ablasi ada efek terhadap program kehamilan? mohon pencerahannya

Unknown said...

Halo Mba Cst,saya Wayan,mohon info ya,dimana mba nelakukan tindakan terapi RAI 131, atas bantuan infonya saya ucapkan terimakasih,
Wssllm

cst said...

Halo pak Wayan,
Saya dulu menjalani terapi RAI di RS Pusat Pertamina di Jakarta Selatan. Mau RAI juga? Semoga lancar dan lekas pulih ya.
Salam.-


Halo mbak Aku Sehat,
Dari sejumlah literatur yang saya baca, tidak ada penelitian yang menunjukkan terapi ablasi menurunkan fertilitas. Tetapi fungsi kelenjar tiroid yang tidak optimal memang dapat mempengaruhi kesuksesan program kehamilan, utamanya karena kelenjar tiroid punya peran penting mengatur metabolisme tubuh. Dikonsultasikan saja dengan dokter, biasanya akan dilakukan pengaturan dosis hormon tiroid. Semoga program kehamilan berjalan dengan baik ya.
Salam.-

Unknown said...

selamat pagi mba,,informasi ini sangat bermanfaat, 3 minggu kemaren isteri saya baru selesai operasi, dan rencana akan therapi ablasi di bulan depan...mungkin kami bisa dapat tips2 persiapan therapi.. terima kasih

Unknown said...

Halo mbak,
Trims untuk info2nya, sangat membantu sekali ... Boleh saya minta lebih banyak info untuk anak saya yang baru terdeteksi cancer tiroid via emailnya mbak?
Kalo boleh, saya minta email mbak yaa .. Trims

cst said...

Hi mbak Nani Kurniati,

Terima kasih juga sudah mampir ke blog saya. Saya turut prihatin dengan anak mbak. Saya sebenarnya ingin bisa share tapi saya khawatir pengalaman saya dahulu mungkin kurang relevan dengan kondisi anak mbak sekarang.

Saya usul mbak bergabung dengan support group pasien tiroid, PITA TOSKA, yang menggunakan platform WhatsApp untuk berkomunikasi. Anggotanya sangat aktif berbagi pengalaman dan info yang relevan dan mutakhir yang akan jauh lebih bermanfaat bagi mbak dan anak mbak.

Mbak Nani bisa hubungi admin PITA TOSKA Bunga Ramadani di 0414 187 095 atau 0856 4745 4294.

Semoga anak mbak bisa lekas mendapat perawatan yang baik dan segera pulih.

Salam,
cst

Unknown said...

saya dame.. jakarta.bberapa bulan lalu saya operasi thyroid di salah satu rumah sakit di tgrang.. kmudian saya dsarankan tuk ablasi.. dan saran tu pun jg saya lakukan...yg mau saya tanyakan adalah.. setelah beberpa bulan dari proses ablasi.. saya aktif kembali bekerja.. seiring ny waktu rambut saya mngalami kerontokan yg cukup lumyan banyak.. kira2 apakah kerontokan itu efek dari ablasi tsb? atau ada indikasi yg lain.. thanx info ny

Anonymous said...

Selamat pagi mbak.2 hr yg lalu sy menjalani iodium radioaktif utk hyperthiroidku.Kalau boleh sy ingin minta pengalaman mbak,kira2 apa saja yg ga boleh sy lakukan 4-6 hr ke depan. Apa kita hrs diam saja atau boleh melakukan sesuatu,misalnya memasak. Sy khawatir dampak radiasinya mbak. Thanks infonya

cst said...

Hi Mbak. Saya gak tau dosis yang diberikan untuk RAI. Tapi kalau pengalaman saya pribadi dulu aktivitas jadi kurang normal selama 2 minggu setelah RAI. Bukan karena tidak dibolehkan atau karena tubuh tidak mampu. Tapi semata karena saya harus mengurung diri di kamar dan tidak berkeliaran di rumah untuk menghindari anggota keluarga laint terpapar sisa-sisa radiasi. Kalau sedang tidak ada orang di rumah, beraktivitas seperti memasak, makan, bersih2 rumah bisa dilakukan. Kecuali dokter melarang.
Salam

R I N A said...

Selamat siang mb...saya didiagnosis hipertiroid...tapi saya pengennya konsul ke dokter yg emang ahli endokrin ...ada rwkomendasi kah untuk bekasi atau jakarta pusat...trims infonya ya

Unknown said...

Coba sj datang k rspad gatot subroto. Dsana u alat2 kdokterran nuklir ny sgt komplit. Dokter endokrin dan bedah ongkologi ny bnyk. Jd ktcaman d tangani dsana dg alat yg komplit dan dokter ahliny dsana. Sy jg pasien dsana jg. Sy sdh ngalamin dan mrasain gmn dsana. Kl mau g ribetcdan ceper vs dtg kok k suasta ny rspad. Namany klinik kartika ny.
Rspad adl rmh sakit kpresidenan. Shg alat dan dokter djamin komplit

Unknown said...

Hrs dlakukan scan nuklir sbaikny. Shg kt bs tau sjauh mn tyroid kt bmadalah

Unknown said...

U ddaerah jakpus silahkan datang k rscm salemba atauvd rspad gatot soebroto. Kl rspad lbh enak mnurut pngalaman sy. Dokter lengkap. Krn dsana adl rmh skt kpresidenan. Tp bs kok kt make askes. Atau kl mau layanan cepetcad jg d rspad layanan suastany rspad, namany kartika.

Anonymous said...

Mba tuk group pita toska masih aktif kah? Sy ingin bergabung dan bertanya2 seputar kanker tiroid

Unknown said...

Hi chris,

2 minggu yang lalu saya operasi thyroid di singapore total thyrodectomy karna papillary carcinoma dengan ukuran 3 cm disebelah kiri dan kanan 0.5 microcospic artinya tidak kelihatan kasat mata.
Saya sudah booked terapi iodine dengan cara suntik thyrogen.
Sekarang saya menjadi agak ragu apakah lebih baik saya terapi di jakarta saja karna setelah dipikir terapi ini harusnya agak sederhana. Tapi membaca tulisan anda ternyata iodine di indonesia ini buatan BATAN. Sedangkan saya baca di mayo clinic Uni nya mereka iodotope. Pertanyaan saya apakah di indo ada merek impor selain buatan BATAN ?

Thanks
Alex

Unknown said...

Ralat typo: umumnya merek Iodotope.

Apakah ada referensi dokter nuklir dan dokter endocrine yang baik dan pintar di jakarta?